Thursday, July 24, 2014

The Fault In Our Stars Review

Judul: The Fault In Our Stars
Pengarang: John Green
Penerbit: Qanita
Harga: Rp49.500 (Gramedia)
Tahun Terbit: Mei 2014
Jumlah Halaman: 424 hal.
Rating: 4/5


●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Back Novel Synopsis

Meski keajaiban medis mampu mengecilkan tumornya dan membuat Hazel tetap hidup beberapa tahun lagi, Hazel Grace tetap putus asa. Hazel merasa tidak ada gunanya lagi hidup di dunia. Namun, ketika nasib mempertemukannya dengan Augustus Waters di Grup Pendukung Anak-anak Penderita Kanker, hidup Hazel berubah 180 derajat.

Mencerahkan, berani, dan menggugah, The Fault In Our Stars dengan brilian mengeksplorasi kelucuan, ketegangan, juga tragisnya hidup dan cinta.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
My Review

Grace Hazel menderita kanker paru-paru, dan ibunya memasukan dia ke kelompok penderita para kanker. Hazel tidak suka kelompok itu. Di kelompok itu mereka saling berbagi cerita tentang penyakit mereka. Teman yang hanya setuju dengan Hazel hanya Isaac yang menderita kanker mata. Namun akhirnya dikelompok itu, Hazel menemukan laki-laki yang merebut hatinya. Augustus Waters. Ia adalah temannya Isaac. Augustus menderita kanker tiroid hingga kakinya harus diamputasi satu.

Hazel sangat suka membaca Kemalangan Luar Biasa karangan Peter Van Houten. Ia membacanya berkali-kali. Ada pertanyaan yang Hazel ingin tanyakan kepada Van Houten tentang nasib dalam tokoh dalam cerita, tapi suratnya tidak ada satupun yang dibalasnya. Hazel memperkenalkan buku ini kepada Augustus, dan Augustus menemukan email  Van Houten dan menulis email kepadanya. Emailnya dibalas, tetapi oleh sekretaris Van Houten. Pertanyaan hanya dibalas jika Hazel dan Augustus datang ke Belanda dan menemui Van Houten. Berpergian ke luar negeri dengan keadaan yang parah ini dan sangat repot karena Hazel memiliki banyak tabung obat yang harus ia bawa-bawa setiap saat sangat tidak memungkinkan mereka untuk pergi ke Belanda. Hazel mengkonsultasikan kepada dokternya dan orangtuanya. Akhirnya dokter membolehkan Hazel pergi. Apakah perjalanan Hazel dan Augustus bertemu Van Houten berlangsung baik? Hmmm... baca sendiri ya, salah satu dari mereka penyakitnya memburuk. Salah satu dari mereka ternyata tidak bernasib baik, harus ada seseorang yang pergi. Siapakah dia?



Oke, sesuai janji sebelumnya, aku mau nge-review buku ini sebelum aku nonton filmnya untuk perbandingan. Tapi belum kesampaian aja nonton di bioskop atau beli CD nya. -_- Akhirnya aku mereview buku ini tanpa perbandingan dari film. Maaf ya review nya lama, bukunya lagi dipinjem hehehe... Untuk buku ini, aku punya ekspektasi yang besar, tetapi aku hanya suka bagian awal dan tengah sampai Hazel dan Augustus pergi ke Belanda. Untuk akhirnya aku ga suka. Aku tidak mengerti bagaimana akhirnya dan malah membuatku bingung. Menurutku buku ini ada 2 topik yang diangkat antara percintaan Hazel dan Augustus, dan cita-cita menemui Van Houten. Tetapi untuk pencampuran topik itu malah membuatku bingung untuk mengetahui kesimpulan dari buku ini. Aku tidak menangis membaca buku ini. (Aku heran mengapa orang lain bisa menangis dan aku tidak, hmmm...)

Untuk gaya bahasa dibagian awal dan tengah sangat mudah dimengerti, untuk bagian Van Houten berbicara, gaya bahasanya memakai banyak kias yang bagiku susah dimengerti. Kadang-kadang saat menonton filmnya aku bisa mengerti isi ceritanya, mungkin aku harus menonton juga filmnya. Untuk itu aku berikan rating 4 untuk jalan cerita dari awal dan tengah yang baik. Maaf kalau kali ini review aku sedikit aneh karena sudah kelamaan buat reviewnya, untuk review selanjutnya akan lebih baik dari ini :)

Regards,
♥Antonia Glory

No comments:

Post a Comment